Laman

Minggu, 22 Maret 2015

Sri Digwijaya Sastaprabhu raja yang terlupakan bag. I




Suatu ketika bunyi "alarm" penjaga benteng terdengar secara tiba-tiba, sehingga mengagetkan seluruh penduduk dan para tetua desa. Dalam sekejap peperangan pun pecah, musuh yang datang dari arah barat laut tiba-tiba datang dan menyerang dengan membabi buta, sebuah desa yang sebelumnya aman tentram menjadi gaduh akan suara triakan dan dentuman logam senjata. Mekipun diserang dengan mendadak dan tiba-tiba dan karena kegigihan penduduk desa dan prajurit yang berjaga, perlawanan yang tidak sedikit memakan korban itupun berhasil memukul mundur musuh yang datang.

Setelah peristiwa itu, pada tahun 1108S Sri Jayamrta memberikan perintah kepada pangeran nwara nusa sarwwenayapala untuk menjaga daerah yang pernah diserang tersebut. Supaya penyerangan yang telah menewaskan seorang pejabat tinggi kerajaan berpangkat Sri Kanuruhan dan banyak prajuritnya gugur tidak terulang kembali. Dengan bantuan Juru Manutan penduduk desa yang berada di tempat di peperangan tadi dipindahkan ke tempat yang lebih aman, di lereng kaki Gunung., dan menetapkan desa tersebut sebagai desa Sima. Selain itu warga desa juga menerima hadiah berupa kain dari sang Raja.

Peristiwa ini di catat dalam prasasti Batu pada tahun 1108S pada bulan Phalguna  tanggal 10 paruh terang Sabtu legi pada wuku watu Gunung atau Sabtu Legi 23 Maret 1186M . Di Desa Mruwak Kec. Dagangan Madiun di tulis oleh seorang citralekha atas perintah Sri Maharajasa Drwya Yajna Sri Jaya Prabhu. Prasasti yang mnandakan peristiwa berdarah dan perpindahan seluruh penduduk desa Mruwak ini masih tegak berdiri dengan utuh, meskipun beberapa aksara telah hilang di makan usia.

Di tahun yang sama 1186M di timur Gunung wilis ada seorang raja juga yang bertahta, yang bisa di bilang lebih populer dari Sri Jayaprabhu, yaitu Paduka Sri Maharaja Sri Kameswara  Iriwikramawatara aniwaryyawirrya Parakrama Digjayotunggadewanama atau lebih di kenal dengan nama Kameswara yang berkuasa di Panjalu. Namun nampaknya bukan tentara "negara api" yang menyerang. Siapakah yang menyerang desa itu, belumlah jelas di ketahui. Berdasarkan alih aksara Prasasti Musuh tersebut datang dari Barat Laut melalui sungai. Sedangkan Panjalalu berada di timur.

Dilihat dari gelarnya nampaknya Sri Jayaprabhu merupakan raja yang memiliki daerah otonom sendiri terlepas dari bayang-bayang Dhaha, meskipun "mungkin" kerajaannya pada masa di terbitkan prasasti ini tidak sebesar Dhaha. Namun 18 tahun kemudian Sri Jayaprabhu melebarkan sayapnya hingga ke daerah Ponorogo dengan menerbitkan sebuah prasasti lagi, dan "mengangkat" derajatnya dengan mengklaim dirinya sebagai keturunan Dharmawangsa Tguh Anantawikramotunggadewa.

Alih aksara
  1. Bagian Depan
  2. …………………………………………………..
  3. ….. _ (sri) …………………………………………
  4. ____ (sa) najna haji raja prsasti ma
  5. tandha rakryan ikha n asīma rama
  6. mŗwak swasti saka warṣatita ri saka
  7. 1108 phālguna dasa klapakṣa mawulu ma saw a
  8. tu (?) nairita sidhi singha ......  sasi _ uma rika di
  9. waśa rasa yajya sri jaya prabhu dhwaja thunda _ _
  10. ………. puṣaka rakai rama kadi rakryan dmuŋ
  11. ṣri paja hajjasya raka wamaṣudra prabhu ha _
  12. rakryan jur jarah sri .... sapata ... ka .....
  13. wuṣanya sasana ... ….. saruran saka dhu
  14. ma nka(na) ……. sa …… ……………..


Bagian Belakang
  1. ka juru pḁnalas (?) ……………………………… na
  2. ....nra ma na ………………………………………..
  3. bahta raksa narunu sa _ (b) da mapan ……
  4. _ _ _ baayabya manaran matta hayu mata _ _ _
  5. _ kaseh sira bathara sri jaya mantra saka pama
  6. saḥ nwara nusa sarwwenayapa mŗwan samara sa
  7. makana manan sri kanuruḥ nasa raksa tanda duka ni
  8. ra swamartya mayakar ma ranabhumi juru talang
  9. madhawa kraḥ matta thunah ruru dsa .... hadha rat
  10. lumalih. munggah nara mah khadahaka tyasawikra
  11. ma juru manutan smanta sakara kana sima mŗ
  12. wak hanananugrahan sri maharajasa dŗ
  13. way yajna sima ma sarunan kati sarabha
  14. kakatan kaka ruṣa wanarapaya bhuwa nala ra
  15. ta kamala ………………………. waka …..
  16. sadi maṣa wka ... raja .....

Bagian Kiri
  1. ng sa ……..
  2. bhutala
  3. kadapa nusa
  4. kan misdani(?)
  5. _ rasa sasa
  6. sita dhamu
  7. manawa ka
  8. way kapu
  9. nyayan kala
  10. wa ta la(ra)
  11. hana ....
  12. masalas
  13. ta …….

Bagian Kanan
  1. taparasi
  2. ma(?)nalas wama
  3. na sanami ha
  4. ji wipra ņata
  5. ra ki ra(?) sira
  6. mata nyapan
  7. nikan
  8. sima kan
  9. karusak
  10. najar haji
  11. prasasti
  12. sira mawas
  13. ….. kama
  14. saprahara
  15. sri jaya pra
  16. bhu.....ka

Alih bahasa:
Bagian Depan
  1. ………………………………………………………….
  2. …….Sri ……………………………………………..
  3. sanajna haji raja prasasti
  4. sebagai tańḍa rakryan. Itulah sima rama
  5. mŗwak. Selamat! Tahun saka telah berlangsung selama saka
  6. 1108 phalguna dasa(mi) suklapaksa mawulu ma sa wa
  7. tu (gunung) nairitistha sidhi singha _ _ sasi _ uma itulah
  8. ditetapkannya perintah raja Śri Jayaprabhu bendera (panji-panji) thunda _ _
  9. ….. puṣaka rakai rama kadi rakryan dmung
  10. sri paja hajjasya raka wamasudra prabhu ha
  11. rakryan juru jarah sri __ bersumpah ………..
  12. akhirnya perintah --- hancur (porak poranda) dari penuh asap
  13. di sana ……………………………………………………...
  14.  
Bagian Belakang
  1. ka juru pangalasan ………………………….
  2. ……………………………………………………….
  3. bahita raksa terdengar bunyi tiba-tiba (tidak dinantikan) …..
  4. ….. barat laut yang dinamakan matta hayu mata _ _ _
  5. Diberikan dia tuan yang mulia Sri Jaya mantra dari pama
  6. saḥ nwara nusa sarwwenayapala mŗwak samara
  7. demikian meraung (meratap) sri kanuruhan binasa melindungi taņda duka nya
  8. bumi memperdayakan medan pertempuran Juru talang
  9. madhawa dalam jumlah besar marah bertumpuk gugur di desa _ _ (mŗwak?) berdirilah dunia (daratan)
  10. dipindahkan ke arah atas sana kadahaka tyaṣ dengan keberanian (keteguhan hati)
  11. juru manutan seluruh berubah dengan mudah lalu sima mŗwak
  12. mengenai pemberian (penganugrahan) sri maharajasa
  13. drwya yajna sima ma kain sarung kati sarabha
  14. kakatang gagak rusa kera paya langit (udara) api dataran
  15. teratai ………………………….. waka ………

Bagian Kiri
  1. ………………………………….
  2. muka bumi (tanah)
  3. kadapa pulau
  4. yang misdani
  5. _ rasa (sari buah) sasa
  6. dingin air pencuci
  7. jika syair (kawya)
  8. kepanasan
  9. penjelmaan
  10. dewa Kala (maut)
  11. berada _
  12. hutan (?)
  13. ta ……


Bagian Kanan
  1. pertapa
  2. ke hutan wama
  3. na bernama ha
  4. ji wiprana ta
  5. ra ki ra(?) dia
  6. lihatlah!
  7. itulah
  8. sīma yang
  9. hancur
  10. memberitahukan haji
  11. prasasti
  12. dia menjaga
  13. ……….. kama (cinta)
  14. sejenak
  15. sri jaya pra
  16. bhu...... ka

Urip iku Urub Dikutip dari :
-Worsley P, Supomo S, Fletcher M, kakawin sumanasaantaka, YOI
-Krom,N.J, 1913 Oud-Javaansche Oorkonden Nagelaten Transscripties
-SNI II Edisi Pemuthakiran 2007
-Nasoichah Churmatin , 2007, Prasasti Mrwak 1108 S (1186M) , dalam Skripsi di Program Studi Arkeologi,FIB UI

2 komentar:

  1. mengapa begitu arti prasasti itu?
    apakah tidak berpikir akan karma?

    BalasHapus
  2. 23 Maret 1186M itu bukan Sabtu legi, tetapi Minggu Kliwon, maaf pembacaan angka tahun itu salah, sbb jika Prasasti Mruwak dikeluarkan oleh SriJayawarsa tentu angka tahun tidak jauh dengan Prasasti Sirah Keting 1104 M

    BalasHapus