RELIEF TANTRI KERBAU DAN BUAYA

Pada suatu ketika ada seekor keerbau dan seekor buaya, mereka hendak berpindah tempat di hutan karena sedang dikejar-kejar pemburu. namun mereka sadar akan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kerbau dapat berjalan cepat di darat namun lambat di sungai. Sedangkan buaya kebalikannya, ia lambat didarat dan bisa bergerak cepat disungai.

Buaya digendong Kerbau
(Relief candi Jajaghu)

Buaya memohon kepada kerbau supaya ia digendong hingga sampai dipinggir sungai, sebagai imbalannya jika sampai disungai kerbau akan dibantu menyeberang. Kerbaupun sepakat akan usulan itu, namun ia takut jika nanti dimakan oleh Buaya. Buayapun berjanji tidak akan memakannya jika kerbau nanti menggendongnya.

Kerbau bersembunyi
(Relief candi Jajaghu)

Janjipun diepakati, buaya akhirnya naik kepunggung kerbau, namun tanpa di duga karena tergoda akan tubuh kerbau dan buaya tidak dapat menahan rasa laparnya buaya menggigit punuk kerbau. Kerbaupun kesakitan, dan ia “menyundang” buaya hingga terjatuh dari punggungnya. Tanpa diduga pemburu-pun melihat mereka dan mengejarnya. Kerbau berhasil lolos karena ia segera berlari dan bersembuyi. Namun naas bagi buaya, karena ia lambat ketika didarat iapun tertangkap dan dihajar ramai-ramai oleh para pemburu hingga mati.

Buaya tertangkap pemburu
(Relief candi Jajaghu)

Kisah tantri tentang Buaya dan Kerbau ini mengajarkan pada kita untuk tidak beringkar janji dan menahan nafsu. Buaya dalam kisah ini di gambarkan sebagai pribadi yang tak tau akan terima kasih dan ber-ingkar janji. Pribadi seperti itu cepat atau lambat pasti akan berakhir tragis seperti nasib buaya dalam kisah tantri di atas.